Cara Bertanam Sawit yang
benar akan mempengaruhi kualitas tanaman dan buah yang akan dihasilkan.
Setelah mengetahui tentang cara melakukan pembibitan kelapa sawit yang
benar, maka langkah selanjutnya adalah menanam bibit kelapa sawit yang
sudah siap tanam ke kebun. Bibit kelapa sawit sudah siap tanam setelah
berumur 8 bulan dari pembibitan.
Dalam Cara Bertanam Sawit yang
harus diperhatikan adalah jarak tanam antar pohon, dan bentuk segitiga
sama sisi sehingga memungkinkan adanya gang dari segala arah. Jarak
tanam yang dianjurkan adalah 9 meter antar tanaman, hal ini selain untuk
memberikan ruang tumbuh bagi pohon kelapa sawit juga memberikan ruang
bagi akar-akar kelapa sawit agar tidak saling berebut nutrisi makanan
pada tanah.
Ilustrasi pekerja menanam sawit. (Foto: katadata)
Menentukan Jenis Tanah
Kelapa sawit memerlukan tanah yang relatif datar dengan lapisan tanah
yang tebal, tidak tergenang dan jenis-jenis tanah subur untuk mendukung
sehingga pertumbuhan-nya akan berlangsung secara optimal sehingga
produksi TBS dapat meningkat secara signifikan. Berikut Jenis Tanah yang
Baik untuk Kelapa Sawit :
- Latosol
Merupakan tanah yang memiliki warna merah hingga coklat sehingga
sering disebut dengan tanah merah. Sifat sifatnya seperti mudah menyerap
air, merupakan tanah dalam, memiliki kandungan bahan organik yang
sedang dengan pH tanah netral hingga asam. Jenis tanah Latosol ini
banyak dijumpai di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Jawa, Sulawesi
Utara dan Papua. Selain untuk kelapa sawit, tanah Latosol juga sangat
baik untuk tanaman Palawija, Padi, Karet dan Kopi.
- Organosol
Merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan bahan organik dan
merupakan salah satu jenis tanah yang subur dan terbagi menjadi dua
yaitu tanah humus dan tanah gambut. Jika tanah humus tidak perlu dibahas
lagi karena banyak yang sudah tahu kekayaan unsur hara didalamnya,
sedangkan untuk tanah gambut cenderung masam sehingga kurang cocok untuk
tanaman lain, hingga saat ini baru kelapa sawit yang cocok tumbuh di
tanah gambut.
- Alluvial
Tanah aluvial merupakan tanah dengan ciri ciri mirip dengan latosol
yang terbentuk dari hasil pengendapan material halus dari aliran sungai.
Jenis tanah ini sering ditemukan di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Berwarna kelabu dengan struktur dengan sedikit lepas lepas dan mengenai
tingkat kesuburan tanah Alluvial tergantung dari jenis material yang
dibawah oleh aliran sungai. Tanah ini sangat cocok ditanami padi,
palawija, buah buahan, tembakau dan berbagai tanaman palma seperti aren
dan kelapa.
Menentukan Pola Tanam Sawit
Pola menanam yang dapat diterapkan pada budidaya sawit yaitu pola
monokultur atau tumpang sari. Tanaman penutup tanah pada areal lahan
perkebunan sawit sangat penting adanya untuk memperbaiki sifat fisika,
kimia dan biologi pada tanah. Selain itu bermanfaat juga untuk
mempertahankan kelembaban, mencegah erosi dan untuk menekan pertumbuhan
tanaman pengganggu atau gulma. Tanaman penutup tanah yang dimaksud lebih
baik berupa tanaman kacang-kacangan. Tanaman penutup sebaiknya segera
ditanam segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum penanaman dilakukan. Lubang
tanam dibuat dengan ukuran 50 x 40 cm dan kedalaman 40 cm. Tanah galian
bagian atas setebal 20 cm dipisahkan dari tanah bagian bawah. Jarak
antar lubang tanam yaitu 9 x 9 x 9 m. Apabila kebun kelapa sawit ebrupa
area berbukit, harus dibuat teras melingkari bukit dengan jarak 1,5 m
dari sisi lereng.
Cara Menanam Sawit
Waktu paling baik untuk menanam yaitu pada musim hujan, setelah hujan
turun. Hal ini dimaksudkan agar cukup air untuk tumbuh. Lepaskan
plastik polybag yang berisi bibit sawit dengan hati-hati jangan sampai
bola tanahnya rusak karena dapat merusak perakaran bibit sawit. Kemudian
masukkan bibit ke dalam lubang tanam. Tebarkan Natural Glio yang telah
difermentasi dengan pupuk kandnag selama 1 minggu. Tebarkan pada sekitar
perakaran tanaman. Setelah itu, segera timbun dengan tanah galian
bagian atas. Setelah selesai penanaman bibit, siramkan POC NASA secara
merata dengan dosis 5 – 10 ml per 1 liter air per pohon.
Pemakaian Pupuk Makro
- Urea
Bulan ke-6, 12, 18, 24, 30 dan 36 : 225 kg/ha
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst : 1.000 kg/ha
- TSP
Bulan ke-6, 12, 18, 24, 30 dan 36 : 115 kg/ha
Bulan ke-48 dan 60 : 750 kg/ha
- MOP/KCL
Bulan ke-6, 12, 18, 24, 30 dan 36 : 200 kg/ha
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst : 1.200 kg/ha
- Kieserite
Bulan ke-6, 12, 18, 24, 30 dan 36 : 75 kg/ha
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst : 600 kg/ha
- Borax
Bulan ke-6, 12, 18, 24, 30 dan 36 : 20 kg/ha
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst : 40 kg/ha
Catatan : pemberian pupuk pertama dilakukan pada awal musim hujan
(September – Oktober) dan kedua pada akhir musim hujan (Maret – April).
Pupuk Organik Tambahan
- Tanaman Belum Mengahsilkan
SUPERNASA : 3 – 6 kg/ha (25 – 50 gr/tanaman) setiap 3 – 4 bulan
sekali, larutkan dengan air secukupnya, disiramkan ke tanaman atau
ditaburkan, dapat pula dicampur dengan pupuk makro.
POC NASA : 3 – 4 cc/liter (3 – 4 tutup/tangki ditambah 15 liter air
untuk 15 tanaman) atau 500 cc/ha setiap 3 – 4 bulan sekali, semprotkan
campur dengan Hormonik ke tanaman atau tanah
HORMONIK : 1 – 2 cc/liter (1 – 2 tutup/tangki ditambah 15 liter air
untuk 15 tanaman) atau 500 cc/ha setiap 3 – 4 bulan sekali, siram arau
semprotkan campur dengan POC NASA ke tanaman atau tanah.
SUPERNASA Granule : 50 kg/ha untuk TBM atau TM, setiap 3 – 4 bulans ekali, ditabur pada sekitar batang (dalam piringan)
- Tanaman Menghasilkan
Power Nutrition : 3 – 6 kg/ha (25 – 50 gr/tanaman), setiap 4 – 6
bulan sekali, larutkan dengan air secukupnya, dapat disiramkan atau
ditaburkan, dapat pula dicampur dengan pupuk makro
SUPERNASA : 3 – 6 kg/ha (30 – 50 gr/tanaman), setiap 4 bulan sekali,
larutkan dengan air secukupnya, dapat disiramkan atau ditaburkan, dapat
pula dicampur dengan pupuk makro
Pemberian pupuk pada kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang
sangat penting untuk tujuan mempertahankan produksi buah sawit. Pohon
kelapa sawit biasanya beruah sekitar 2 minggu sekali. Artinya, pemiliki
perkebunan kelapa sawit akan panen setiap dua minggu sekali. Akan tetapi
setiap periode panen tersebut, buah sawit yang dihasilkan tidak selalu
sama banyak. Bisa jadi meningkat pada dua minggu pertama dan mengalami
penurunan pada minggu keempatnya. Kondisi ini dapat dikarenakan oleh
prosedur pemupukan sawit yang belum optimal.
Itulah beberapa cara menanam kelapa sawit yang benar agar
menghasilkan panen yang banyak. Yang perlu diperhatikan bahwa setiap
varietas kelapa sawit memiliki kriteria tanam yang berbeda. Namun cara
menanam yang dijelaskan di atas adalah cara yang sering digunakan dengan
menghasilkan buah yang besar dan panen yang maksimal.
(sumber.kelapasawit.ptnasa.net)