Tahukah Anda Pengertian dan Jenis Jenis Pupuk Organik? Bagi Anda yang terjun dalam bidang pertanian tentunya sudah sering mendengar mengenai pupuk organik.
Dalam mengolah lahan pertanian, petani menggunakan pupuk untuk memberikan hasil berkualitas dan maksimal pada lahannya. Tapi, sebenarnya apa sih pupuk itu?
Pupuk merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk menopang tumbuh dan kembangnya tanaman karena mengandung satu atau lebih unsur hara atau nutrisi bagi tanaman.
C, H, O (ketersediaan di alam melimpah), N, P, K, Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro) merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk bisa diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang tanaman.
Sejarah penggunaan pupuk umumnya termasuk juga bagian sejarah pertanian. Penggunaan pupuk sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal pertanaian, yaitu sekitar 5000 tahun lalu.
Ada beberapa jenis pupuk, namun jika dilihat dari sumber bahannya, terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik.
Di Indonesia sendiri pupuk organik sudah lama dikenal oleh petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik ketika diterapkannya revolusi hijau di Indonesia.
Petani juga memiliki kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan pada lahan pertaniannya. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai pengertian dan jenis –jenis pupuk organik untuk menambah pemahaman Anda.
Pengertian Pupuk Organik
Menurut Pementan No. 2 pada tahun 2006, pupuk organik diartikan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, yang kemudian digunakan untuk mensupply bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Sedangkan menurut sumber lain pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari materi makhluk hidup seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia.
Pupuk organik bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik dari segi kualitas ataupun kuantitas, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Jenis Pupuk Organik
Untuk bisa membuat pupuk organik, Anda harus tahu jenisnya. Berikut ini adalah beberapa jenis pupuk organik yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya :
1. Pupuk Hijau
Jenis yang pertama ialah pupuk hijau yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya.
Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau beberapa diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola).
Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen, yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.
Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai pagar kebun.
Zat hijau dari tanaman jenis leguminosa dapat Anda langsung aplikasikan pada tanah sebagai pupuk. Selain itu, pada lahan sawah biasanya para petani menggunakan azola sebagai pupuk hijau.
Tanaman pakis air yang banyak tumbuh secara liar di sawah merupakan jenis azola. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak mengandung air.
Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.
2. Pupuk Kandang
Selanjutnya adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan ternak seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing.
Pada umumnya, pupuk kandang dikategorikan menjadi dua yaitu kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing.
Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Beberapa contoh hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
Pupuk kandang dari hewan yang kencing sangat cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti tanaman mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah.
Sedangkan, pupuk kandang jenis hewan yang tidak kencing cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti tanaman selada, bayam dan kangkung.
Pupuk kandang sering digunakan oleh banyak petani sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang.
Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.
3. Pupuk Kompos
Terakhir ialah pupuk kompos yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai.
Organisme pengurai pada pupuk kompos bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah.
Berdasarkan proses pembuatannya, terdapat dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan.
Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet.
4. Pupuk hayati
Pupuk hayati biasanya disebut sebagai pupuk mikrobiologi merupakan salah satu jenis pupuk yang berkerja dengan memanfaatkan organisme hidup.
Fungsi pupuk jenis ini adalah meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah karena organisme yang diberikan kedalam tanah akan mempercepat proses dekomposisi bagan organik sehingga menambah nutrisi atau unsurhara ke tanah dan tanaman.
Selain itu pupuk ini juga bisa memperbaiki struktur tanah dan memangkas pertumbuhan organisme pengganggu tanaman.
5. Humus
Humus adalah salah satu unsur organik yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik sepert dedaunan, ranting dan batang yang membusuk.
Kita sebagai petani juga bisa membuat humus dengan sendirinya, selain ranting dan batang dalam pembuatannya diperlukan bahan baku dari hasil atau limbah pertanian dan peternakan atau sampah rumah tangga.
Fungsi humus adalah :
- Mencegah terjadi erosi pada tanah
- Mempercepat proses penghancuran senyawa yang beracun didalam tanah
- Menjaga dan meningkatkan kadar air tanah
- Meningkatkan unsurhara atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman
- mampu meningkatkan aktivitas organisme tanah.
6. Pupuk Serasah
Pupuk serasah merupakan pupuk yang terjadi secara alami, dimana ia memiliki senyawa karbon yang berasal dari serasah atau komponen tanaman yang sudah tidak dimanfaatkan lagi seperti dedaunan yang berjatuhan dengan sendirinya.
Kebanyak petani menyatahkan bahwa pupuk ini sebagai pupuk penutup tanah karena diletakan dipermukaan tanah dan juga bisa dijadikan sebagai mulsa organik.
Selain bisa menambah nutrisi kedalam tanah, pupuk serasah ini juga bisa menjaga tingkat kelembaban tanah, struktur tanah dan mencegah datangnya hama dan penyakit tanaman.
7. Pupuk organik cair
Mungkin selama ini kita lebih mengenai pupuk dalam bentuk yang padat saja. Pupuk organik selanjutnya adalah POC atau pupuk organik cair.
Pupuk ini terbuat dariu urin hewan ternak seperti sapi, kerbau, ataupun kambing, Selain itu bisa juga dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik seperti buah buahan yang membusuk dan bahan lainnya.
POC secara umum tidak digunakan sebagai pupuk utama melainkan sebagai pelengkap. Pemberian kepada tanaman dengan cara disemprotkan ke bagian daun atau permukaan tanah dekat area perakaran.
Secara umum pembuatannya hampir sama dengan pupuk organik padat namun yang membedakannya yakni dengan menambahkan air ataupun dilakukan prose perendaman hingga terjadinya proses fermentasi.
8. Pupuk guano
Yang terakhir adalah pupuk guano, merupakan salah satu jenis pupuk organik yang berbahan baku kotoran kelelawar atau guano.
Biasanya kotoran tersebut mengendap dalam waktu yang cukup lama didalam gua dan telah tercampur dengan tanahdan organisme.
Dilihat dari segi kesehatan, pupuk organik lebih menyehatkan dan menguntungkan bagi manusia karena berasal dari bahan-bahan organik yang sama dengan tubuh manusia. Semoga artikel Pengertian dan Jenis Jenis Pupuk Organik dapat menambah wawasan pembaca sekalian mengenai pupuk organik.
sangat terbantu dengan informasinya, terima kasih
BalasHapus